Minggu, 21 Mei 2017

Sate Kopok Ponorogo

0 komentar
Haiii....Bolo Zamens, salam jumpa kembali nggeh...Kali ini kami akan menyuguhkan khasana kuliner yang cukup nyentrik dari segi namanya dikota reog.heheheh.... selain terkenal dengan kesenian Reog, Ponorogo juga memiliki ragam masakan yang layak dicicipi rasanya.


Salah satunya ialah Sate Kopok. Ya, jangan bersepekulasi buruk dulu dengan nama kuliner yang satu ini jika anda belum mencicipinya, sebutan lain sate ini  Sate mBalong / Sate mBendet memang memiliki tekstur berlendir tak ubahnya kopok, yakni kotoran telinga. Sate ini biasanya disajikan bercampur dengan nasi tahu.
Setelah kemarin berjalan-jalan menyusuri Pasar Hewan Jetis, tak lengkap rasanya jika tidak mampir sejenak menikmati salah satu khazanah kuliner khas Ponorogo. Ya, banyak orang menyebut dengan Sate Kopok, tapi saya dan keluarga saya sering menyebut makanan itu dengan Sate mBalong. Entah mana yang lebih dulu digunakan untuk menyebut sate ini.
Sate Kopok biasanya disajikan dalam keadaan hangat seperti kebanyakan penyajian sate lainnya. Berbeda dengan Sate Ponorogo yang disajikan dengan sambal kacang yg khas sate ini disajikan dengan sambal yang bercampur santan kental yang memang seperti kopok, meski demikian rasa sate yang satu ini tak kalah nikmat dari sate pada umumnya. Selain dicelupkan sambal kemudian disajikan dengan kuah yang berwarna kuning dan juga sayur lotho/tholo biasanya juga bercampur tempe. Dengan hanya 7-10 ribu rupiah saja kita dapat menikmati salah satu khazanah kuliner nusantara. Mungkin suatu saat Pak Bondan harus ke Ponorogo untuk menikmati makanan ini dan membedah resep makanan ini. Yang cukup menarik, jajanan ini disajikan dalam pasar mingguan seperti Pasar Pahing, atau Pasar Wage. Selain membeli barang kebutuhan kita juga akan disuguhkan makanan ini. Jika berkunjung ke Pasar Hewan bisanya para blantik/makelar sapi adalah penikmat utama makanan ini. Mengingat hanya disajikan dalam hari pasaran saja, bisa mulai dipikirkan untuk membuka warung/lapak di tempat strategis. Atau bahkan menembus restoran-rumah makan dikawasan perkotaan
Komentar Facebook
0 Komentar Blogger

0 komentar:

Posting Komentar

 
Tjah Zamen © 2017